November 2014
www.fotolokasi.com - Ada sesuatu yang baru terlihat pada hari ini Kamis, 27 November 2014 saat melintas Jalan Pangeran Diponegoro sampai dengan Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat. Yakni dengan adanya Jalur Khusus Sepeda Di Jakarta berupa garis kuning marka jalan tambahan di pinggir jalan sebelah kiri. Marka jalan ini kiranya dapat membantu kenyamanan perjalanan bagi pengendara sepeda. Mengingat minimnya jalur khusus sepeda yang tersedia di Jakarta, banyak para pengguna sepeda harus berebut jalur khusus sepeda dengan pengendara motor yang tidak disiplin.

Pengguna Sepeda di Jalan Diponegoro Jakarta

Penambahan jalur sepeda di Jalan Pangeran Diponegoro sampai dengan Jalan Imam Bonjol memang sangat diperlukan karena di jalan ini, banyak melintas pengguna sepeda seperti karyawan "Bike to Work" dan pedagang kopi susu yang mayoritas menjajakan dagangannya menggunakan sepeda "Onthel". Tak hanya itu saja marka jalan pemisah ini juga bermanfaat bagi pedagang yang menggunakan gerobak dorong.

Pengendara Motor Membuang Sampah di Jalan

Pentingnya jalur sepeda di setiap ruas jalan di Jakarta memang sangat diperlukan, mengingat pengguna sepeda juga berhak mendapatkan kenyamanan bersepeda. Namun tidak adanya sopan santun pengguna jalan khususnya di Jakarta membuat susana jalan makin tidak teratur. Seperti pengendara motor yang lewat trotoar, pengguna kendaraan mobil dan motor yang lewat jalur Busway serta tidak sabarnya pengguna jalan dengan selalu membunyikan klakson.


Tanpa membeda-bedakan status sosial, jabatan dan pendidikan mungkin dapat disimpulkan bahwa masih banyak orang-orang yang memiliki status sosial terhormat di masyarakat namun memiliki prilaku jelek saat berkendara, masih banyak pula orang-orang yang memiliki jabatan tinggi namun jauh dari kata disiplin berkendara dan masih banyak juga orang orang yang berpendidikan namun terlihat bodoh diatas kendaraan mereka.


Post by: Foto Lokasi
Author © Fotonia Lokasia
www.fotolokasi.com - "Macet" adalah masalah yang sering terjadi di kota-kota besar Negara-negara di Dunia tidak terkecuali Indonesia, dalam hal ini khususnya Ibu Kota Jakarta. Membahas tentang kemacetan, membahas pula tentang penyebab kemacetan dan solusi menguraikan kemacetan. Banyak pula pemikiran, komentar, usulan, harapan ataupun ide-ide dari setiap orang tentang kendala kemacetan dan solusi kemacetan. Salah satunya adalah dengan cara memanfaatkan sarana transportasi publik. Namun sarana transportasi publik terkadang juga masih kurang efektif dalam penerapannya, disamping faktor kelayakan, kenyamanan, keamanan jasa angkutan umum, ada juga faktor kurangnya akses menuju sarana transportasi umum (terminal).
Macet di Senen Jakarta Pusat

Terminal mobil Pulogadung

Untuk memudahkan akses masyarakat menggunakan sarana transportasi umum, mungkin Pemerintah perlu membuat sistem transportasi baru, yaitu "Membangun Terminal Kecil di Setiap Kelurahan". Khususnya di Jakarta atau di kota-kota besar di Indonesia. Setidaknya terminal kecil ini dapat menjadikan solusi bagi angkot kecil yang sering beroperasi tidak sesuai dengan trayek yang telah ditetapkan. Misalnya angkot yang dulu beroperasi dari Terminal A menuju terminal B, sekarang tidak sampai ke terminal sama sekali. Bahkan angkot-angkot nakal tersebut justru membuat terminal bayangan yang menjadikan tempat mereka nge-tem hingga berdampak macet.
Under Pass Senen Jakarta Pusat

Jika pembangunan infrastruktur Terminal Kelurahan ini dapat terrealisasikan, mungkin jarak tempuh trayek angkot kelurahan ini dibuat relatif pendek. Yaitu hanya menempuh beberapa kelurahan saja. Oleh karena itu buatlah Terminal Kelurahan ini efektif sebagai kendaraan penjemput ke halte busway (Shuttle Car) atau sebagai feeder Trans Jakarta. Dengan trayek melewati jalan perumahan penduduk yang tidak dilewati angkot menuju halte Trans Jakarta. Karena jika masih ada angkot-angkot nakal yang beroperasi tidak sesuai trayek, maka akses menuju halte Busway dan terminal tidak tercapai. Tegakkan disiplin antara Pemerintah, Pengusaha Angkot dan Supir Angkot agar beroperasi sesuai dengan trayek yang ditetapkan.
Angkutan Kota

Bus Kota

Bila perlu Trans Jakarta membuat moda transportasi baru yaitu transportasi angkot kecil, misalnya "Trans Kelurahan". Yaitu 1 tiket angkot Trans Kelurahan berlaku juga untuk naik Bus Trans Jakarta. Sudah pasti ada perbedaan harga tiket dengan Bus Trans Jakarta. Mungkin harga tiket Trans Kelurahan sedikit lebih mahal karena tugasnya lebih mulia. Yaitu mengantarkan orang dari depan pintu rumah menuju halte Busway dan secara tidak langsung pihak Trans Jakarta telah membuat loket berjalan ke pelosok perumahan.
Sorry rem nya gak pakem, jadi berhenti disini deh

Operasikan "Terminal Kelurahan" ini selama 24Jam, walau hanya 2 atau 3 armada yang beropersi dengan supir yang selalu standby atau keliling. Setidaknya pelayanan ini bisa melayani warga yang butuh transportasi pada malam hari karena sudah tidak ada lagi angkot, taxi, bajaj, becak, atau ojek yang beroperasi. Fungsi lain armada Trans Kelurahan yang melayani selama 24 jam ini juga sangat membantu warga mendapatkan akses kendaraan yang cepat dan mudah didapat, selalu siaga untuk pertolongan warga bila terjadi keadaan darurat, misalnya ke rumah sakit atau kantor polisi terdekat. Tidak lupa dengan menempatkan petugas keamanan atau aparat disetiap Terminal Kelurahan, karena ini dapat menjadi Pos Kamling tempat persinggahahan bagi petugas yang sedang patroli.
Saat masuk JTJ sih gagah, eh begitu lihat Polisi di depan ngibrit


Post by: Foto Lokasi
Author © Fotonia Lokasia